26. PENYEMBUHAN AJAIB
Akan tetapi disamping meramalkan keburukan, Nabi SAW meramalkan pula kebaikan Dajjal. Di satu fihak, dalam Al-Qur'an terdapat ayat yang menerangkan bahwa bangsa-bangsa Dajjal memperoleh kemajuan besar di lapangan usaha dan lapangan industri (18:104), dan membuat muka bumi nampak indah (18:7); dan di lain fihak, ada sebuah Hadits yang menerangkan bahwa bangsa Dajjal akan menyembuhkan penyakit secara ajaib :
"Ia (Dajjal) akan menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan menghidupkan orang mati." (Kanzul-'Ummal, jilid VII Halaman. 2080)
Di sini yang dimaksud "menghidupkan orang mati" ialah menyembuhkan penyakit yang tak dapat disembuhkan, seakan-akan Dajjal dapat menghidupkan orang mati. Sungguh benar bahwa dalam soal pengobatan, bangsa Dajjal memperlihatkan keluarbiasaannya, dan ini adalah hasil yang patut dipuji. Akan tetapi menurut Hadits, hal ini termasuk salah satu fitnah Dajjal, seperti halnya kecepatan dan kendaraan Dajjal, di darat, di laut dan udara. Karena dengan kemajuan yang luar biasa ini, bangsa Dajjat berpikir bahwa mereka lebih unggul dari bangsa-bangsa lain di dunia; pengakuan mereka memiliki kekuatan yang luar biasa ini, hampir tak ada bedanya dengan pengakuan sebagai Tuhan. Selain itu, kemajuan-kemajuan mereka di lapangan kebendaan, menyesatkan manusia dari segi kehidupan rohani.
27. BISIKAN JAHAT DAJJAL
Dari uraian tersebut, terang sekali bahwa Dajjal tak akan menyesatkan orang dengan paksa, melainkan dengan membujuk mereka agar mereka terpikat oleh gemerlapnya barang-barang duniawi dan kesenangan yang melimpah-limpah, demikian pula dengan mempengaruhi orang melalui hasil pengolahan kekayaan alam dan ilmu pengetahuan yang luar biasa. Akan tetapi dalam Hadits, Nabi SAW menjelaskari hal ini sbb:
"Barang siapa mendengar perihal Dajjal, hendaklah menyingkir dari padanya. Demi Allah, orang akan datang kepadanya, dan mengira bahwa ia adalah mukmin, namun ia mengikuti dia (Dajjal) karena keragu-raguan yang ditimbulkan oleh dia (Dajjal) dalam batinnya." (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2057).
Jika orang suka menyelidiki persoalan ini, maka terang sekali bahwa tipu muslihat yang digunakan oleh bangsa-bangsa Barat tak ada taranya dalam sejarah dunia. Dengan cara-cara yang halus, mereka meniupkan bisikan jahat ke dalam batin manusia, sehingga pikiran menjadi goncang karenanya.
Ambillah misalnya masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses yang dapat membikin jiwa manusia lurus atau tak lurus. Akan tetapi bangsa-bangsa Barat mengarahkan jalannya pendidikan begitu halus, hingga mereka dapat membuat jiwa para pelajar tak menta'ati agama dan kebudayaan mereka sendiri, sekalipun alasan yang digunakan untuk tujuan itu bertentangan dengan agama Nasrani.
Mereka (bangsa Barat), dapat membawa proses ini begitu rupa, hingga kepercayaan akan adanya Allah, mereka usahakan sekuat-kuatnya sampai timbul keragu-raguan dalam batin para pelajar tentang adanya Allah. Mereka sendiri percaya akan adanya wahyu, Nabi, Hari Kiyamat, namun mereka berusaha sekeras-kerasnya agar jiwa para pelajar tidak percaya kepada itu semua.
Kadang-kadang mereka memberi pujian kepada seseorang atau suatu faham, sekedar untuk memberi kesan seakan-akan orang atau penulis faham itu orang yang jujur; akan tetapi disamping itu, mereka secara halus membuat sindiran dengan maksud agar para pelajar tak menghargai faham atau orang itu. Singkatnya, apa yang kami uraikan di atas mengenai tabiat mereka, kami dapat menarik kesimpulan bahwa Dajjal menyesatkan orang dari jalan benar dengan bisikan jahat, dan inilah ciri khas bangsa-bangsa Eropa sekarang ini.
28. MUNCULNYA DAJJAL DAN MERAJALELANYA DI DUNIA.
Sebagaimana diterangkan dalam Hadits, Dajjal akan menjelajahi seluruh dunia:
"Tak ada satu tempat pun di dunia yang tidak diinjak dan dilalui oleh Dajjal".
Hadits lain menerangkan bahwa Dajjal mengucapkan kata-kata sbb:
"Tak ada satu tempat tinggalpun yang tak aku masuki."
Ini bukan saja menunjukkan penglihatan Nabi SAW yang luar biasa, melainkan pula menunjukkan bahwa Dajjal bukanlah nama orang, melainkan suatu bangsa atau segolongan bangsa, yang anggotanya tersebar di tiap-tiap tempat di dunia. Karena jika Dajjal itu orang satu, niscaya ia tidak dapat melaksanakan segala sesuatu yang diramalkan oleh Nabi SAW, sekalipun ia dapat bergerak secepat kilat. Tidak mungkin orang satu dapat membawa sorga dan neraka ke seluruh dunia, lalu membuat pengumuman di mana-mana dan memberi ganjaran kepada orang yang menerimanya, dan memberi siksaan kepada orang yang menolaknya, dan tak satu tempat tinggal pun yang tak dikunjunginya.
Semua pekerjaan ini tak mungkin dilakukan oleh satu orang. Bukan mengenai masalah kecepatan saja, melainkan menyangkut pula beberapa masalah, misalnya dengan cara bagaimana supaya orang-orang mau mengikuti dia dan bagaimana cara memberikan ganjaran dan siksaan. Padahal semua ini harus ia lakukan di tiap-tiap kota dan desa; dan betapapun singkatnya waktu yang ia butuhkan untuk manjalankan penyiaran dan segala tetek-bengek, namun pekerjaan dan perjalanan dari tempat satu ke tempat lain pasti memakan waktu.
Seandainya di tiap-tiap tempat hanya diperlukan satu jam saja, maka untuk mengelilingi 700.000 desa di India saja, ia memerlukan waktu seratus tahun. Dengan demikian ia memerlukan waktu beribu-ribu tahun untuk dapat mengelilingi segala tempat di dunia. Akan tetapi jika semua pekerjaan itu dilakukan oleh suatu bangsa, maka pelaksanaan itu semua bukan saja masuk akal dan dapat dipikul oleh tenaga manusia, melainkan pula fakta-faktanya sudah kami saksikan dengan mata kepala sendiri; dan ini sekaligus menunjukkan tajamnya penglihatan rohani Nabi Muhammad SAW.
Di satu fihak, kami melihat cepatnya gerakan bangsa-bangsa Eropa; jangankan empat puluh hari, beberapa hari saja sudah cukup bagi mereka untuk mengelilingi dunia. Di lain fihak kami menyaksikan mereka mendatangi dan menguasai tiap-tiap tempat di dunia. Jika pada suatu saat, orang amat terkesan oleh gunung-gunung roti yang dibawa oleh mereka, pada saat yang lain, orang amat tercengang menyaksikan kehidupan yang serba mewah.
Jika pada suatu saat orang melihat bagaimana mereka mengolah kekayaan alam, pada saat yang lain, orang melihat kejanggalan sistim pendidikan mereka yang menyebabkan bejatnya moral dan sikap acuh-tak-acuh terhadap agama sendiri. Jika di satu tempat mereka mendapat simpati karena baiknya pelayanan rumah sakit mereka, di lain tempat mereka menjalankan ilmu kebatinan.
Singkatnya, jika semua pekerjaan itu dilakukan oleh suatu bangsa atau segolongan bangsa, segala sesuatunya menjadi terang dan masuk akal. Akan tetapi jika semua pekerjaan itu dilakukan oleh satu orang, segala sesuatunya akan membingungkan. Misalnya, ramalan bahwa Dajjal akan mengelilingi dan menguasai seluruh dunia. Jika ramalan ini diterapkan kepada satu orang, niscaya orang ini memerlukan bantuan berjuta-juta orang, untuk dapat menguasai sekalian bangsa di dunia. Akhirnya, yang memegang kekuasaan bukanlah satu orang, melainkan sejumlah besar manusia.
Bagaimanapun juga, ramalan bahwa Dajjal akan mendatangi tiap-tiap tempat dan menguasai seluruh dunia, sekarang sudah terpenuhi, dan kita menyaksikan itu dengan mata kepala sendiri, berupa penjajahan bangsa-bangsa Eropa dan merajalelanya di seluruh dunia. Sampai kapankah kita dapat menutup mata dan menunggu-nunggu datangnya Dajjal yang tidak akan timbul kecuali dalam khayalan saja, jika kita tidak mau mengakui kenyataan pahit yang kita hadapi sekarang ini?
Pengertian bahwa seorang Dajjal akan berada di tiap-tiap tempat di dunia dan menaklukkan dunia seorang diri, tak mungkin dapat dibayangkan oleh pikiran manusia, lebih-lebih oleh manusia zaman dahulu yaitu pada zaman Nabi SAW. Akan tetapi jika orang mau menggunakan pikiran yang sehat, orang pasti akan tahu bahwa pada dewasa ini tak ada satu tempat pun di dunia yang Dajjal tak menempati tempat itu.
Tak ada satu tempat pun, baik di hutan maupun di padang pasir, di kepulauan besar maupun di kepulauan kecil, di lembah maupun di gunung yang tak dimasuki oleh Dajjal. Orang yang amat bodoh tak dapat membayangkan bagaimana keadaan yang sebenarnya, tetapi kita melihat hal itu benar-benar terjadi di hadapan mata kita sendiri. Barang siapa mau melihat kejadian ini secara serius, orang pasti akan menundukkan kepala dengan penuh hormat dan kagum kepada Nabi SAW atas tajamnya penglihatan rohani beliau.
29. YA'JUJ WA MA'JUJ DALAM HADITS DAN PERSAMAANNYA DENGAN DAJJAL
Sebagaimana telah kami terangkan, pada bagian terakhir Surat Al-Kahfi, sesudah menerangkan Ya'juj wa Ma'juj, kemudian Al-Qur'an menerangkan tentang bangsa-bangsa Kristen. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an tak menaruh perbedaan antara dua bangsa tersebut. Demikian pula diterangkan dengan jelas dalam Bible, bahwa Ya'juj wa Ma'juj itu tiada lain hanyalah bangsa Russia dan bangsa-bangsa Eropa lainnya. Kesalah-pahaman umum tentang Ya'juj wa Ma'juj itu disebabkan karena ada Hadits yang menggambarkan seakan-akan Ya'juj wa Ma'juj itu suatu makhluk yang aneh; akan tetapi banyak pula Hadits yang menerangkan bahwa Ya'juj wa Ma'juj itu manusia biasa.
Nabi SAW bersabda sbb :
"Sesungguhnya Ya'juj wa Ma'uj adalah dari keturunan Adam (Kanzul 'Ummal, jilid VII halaman. 2158.)
Hadits lain menerangkan bahwa Allah memberitahukan kepada al-Masih sbb:
"Sesungguhnya Aku telah menciptakan segolongan manusia, yang tak seorangpun dapat membinasakan, kecuali Aku sendiri" (Kanzul 'Ummal, jilid VII, halaman 3021).
Dalam kitab Kanzul 'Ummal jilid VII, halaman 3032, ada sebuah Hadits yang menerangkan seterang-terangnya bahwa Ya'juj wa Ma'juj adalah keturunan Adam. Kesalah-pahaman tentang hal Ya'juj wa Ma'juj itu barangkali berasal dari suatu Hadits yang menerangkan bahwa Ya'juj wa Ma'juj akan minum semua air di dunia.
Hadits itu berbunyi sbb :
Mereka akan minum semua air di dunia, sampai-sampai apabila mereka melalui sebuah sungai, mereka minum semua airnya dan meninggalkan sungai itu dalam keadaan kering." ( Kanzul 'Ummal jilid VII, halaman 2157).
Ada lagi sebuah Hadits yang menerangkan bahwa barisan depan Ya'juj wa Ma'uj akan melintasi Teluk Tiberius dan mereka akan minum semua airnya (Idem halaman 3021). Dan anehnya Hadits Tamim Dari juga menerangkan bahwa Dajjal menanyakan kepada Tamim Dari tentang Teluk Tiberius sbb :
"Ceriterakanlah kepadaku perihal Teluk Tiberius. Adakah air di sana?" (Kanzul 'Ummal jilid VII, halaman 2027).
Sepintas lalu ini menunjukkan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj adalah sama. Adapun yang dimaksud minum air, ialah bahwa mereka akan menguasai semua sumber kehidupan, karena air adalah sumber segala kehidupan. Selanjutnya, adanya kenyataan bahwa ramalan tentang Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj itu dihubungkan dengan datangnya Masih Mau'ud (Masih yang dijanjikan), ini membuktikan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj adalah sama. Apalagi jika kita mau berpikir sejenak, maka terang sekali bahwa secara praktis apa yang dilukiskan dalam Hadits tentang mereka adalah sama, hanya kata-katanya saja yang berbeda. Dua-duanya digambarkan akan menjadi penguasa yang paling besar di dunia. Dua-duanya menguasai segala macam. keperluan hidup "dan tak seorangpun dapat mengalahkan mereka."
Mereka akan membanjiri seluruh muka bumi, dan akan merupakan fitnah yang paling besar bagi kaum Muslimin. Semua ciri-ciri umum ini menunjukkan bahwa mereka adalah sama dan bangsa yang sama, yang ini adalah sesuai benar dengan gambaran sifat-sifat bangsa Eropa. Sebenarnya, diambilnya dua nama itu sekedar untuk menyatakan dua macam aspek tentang keadaan mereka. Mereka diberi nama Dajjal, karena perbuatan mereka ialah menipu orang dengan bahan keperluan hidup, sedangkan nama Ya'juj wa Ma'juj adalah untuk menyatakan kekuatan politik dan militer mereka. Hendaklah diingat bahwa ramalan tentang merajalelanya bangsa-bangsa Nasrani ini diucapkan pada waktu kekuasaan kaum Muslimin menyilaukan kekuasaan lain di dunia.
30. DAJJAL AKAN DIKENAL OLEH SESEORANG DI ANTARA KAUM MUSLIMIN
Sungguh aneh sekati bahwa di satu fihak, tanda-tanda Dajjal dapat dipahami oleh orang-orang biasa, akan tetapi di lain fihak, Hadits menerangkan bahwa banyak sekali orang yang akan jatuh sebagai korban penipuan Dajjal. Jika semua tanda bahwa Dajjal buta mata kanannya, dan mata kirinya gemerlapan bagaikan bintang, dan bahwa kata-kata kafir akan tertulis di atas dahinya yang dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik ia buta-huruf atau tidak, dan bahwa ia mempunyai keledai aneh yang jarak antara dua telinganya adalah tujupuluh yard, bahwa ia membawa sorga dan neraka, bahwa ia membawa gunung-roti dan sungai, bahwa ia menyuruh awan supaya menurunkan hujan, dan sebagainya; jika semua tanda itu telah terpenuhi, maka tak diperlukan lagi adanya orang diantara kaum Muslimin yang harus memperkenalkan Dajjal dan menyatakan kepada mereka bahwa inilah Dajjal yang Nabi SAW memperingatkannya kepada kita.
Ada sebuah Hadits yang berbunyi sbb:
"Seseorang diantara kaum mukmin akan berkata: 'Aku akan pergi kepada orang itu untuk melihat apakah dia itu orang yang Nabi SAW memperingatkannya kepada kita ataukah bukan'..."
Jika tanda-tanda Dajjal sudah terlihat seperti yang diramalkan oleh Nabi SAW, mengapa masih diperlukan adanya orang yang harus mengenalnya dan mengumumkan bahwa Dajjal benar-benar sudah datang. Dengan tanda-tanda yang terang itu sudah cukup sebagai bukti bahwa Dajjal sudah datang, dengan demikian tak perlu diterangkan lagi.
Jadi dengan adanya Hadits tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanda-tanda Dajjal tak dapat diartikan secara wajar, melainkan harus diartikan sebagai kalam ibarat. Untuk ini sangat diperlukan adanya orang yang mempunyai penglihatan tajam yang dapat memahami tanda-tanda itu, dan menerangkan kapan munculnya Dajjal.
31. SIAPAKAH YANG BERKATA: "INILAH DAJJAL YANG DITERANGKAN OLEH NABI SAW"
Sungguh aneh sekali bahwa orang yang dapat menerangkan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj itu sebenarnya bangsa Eropa, adalah orang desa biasa, orang pertapa yang sedikit sekali pengetahuannya tentang masalah dunia. Setengah abad yang lalu tatkala penduduk dunia tak tahu sama sekali akan identitas Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj, bahkan orang tak menduga sama sekali bahwa bangsa-bangsa Eropa yang menguasai seluruh dunia dan yang menjajah negara kita adalah Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj yang diramalkan oleh Nabi SAW. Sebaliknya, orang berpikir bahwa Dajjal adalah makhluk aneh yang bermata satu, yang berkendaraan keledai yang aneh, yang membawa sorga dan neraka dan barang aneh lainnya.
Pada saat orang-orang mempunyai pikiran semacam itu, Allah memberi tahu bahwa Dajjal dan Yajuj wa Ma'juj adalah bangsa-bangsa Eropa yang menguasai seluruh dunia, yang mata duniawinya gemerlapan bagaikan bintang dan yang mata rohaninya buta sama sekali. Selain itu, walaupun seandainya ada yang tahu akan rahasia ini, iapun tak mempunyai keberanian untuk mengatakan itu.
Orang-orang tak tahu bahwa mereka sedang berhadap-hadapan dengan Dajjal, bahkan mereka secara tak sadar menjadi korban tipu muslihat Dajjal, sebagaimana digambarkan dalam Hadits. "
32. NABI SAW BERSABDA: IA ADALAH PENGIKUTKU YANG TERDEKAT
Dewasa ini banyak kaum Muslimin, baik golongan terpelajar maupun bukan, terang-terangan menyatakan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj yang diriwayatkan dalam hadits itu tiada lain hanyalah bangsa-bangsa Eropa dan Amerika, yang terang-terangan mengaku mempunyai kekuasaan Ketuhanan, dan bahwa kendaraan mereka yang berupa kereta-api, adalah keledai Dajjal. Pada dewasa ini, banyak kaum Muslimin yang tak ragu-ragu lagi melukiskan bangsa-bangsa Eropa sebagai Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj. Sebagai puncaknya, almarhum Sir Muhammad Iqbal, seorang pujangga Islam yang besar, mengabadikan pengertian ini dalam syairnya yang termasyhur sbb : "Bala tentara Ya'juj wa Ma'juj semuanya telah terlepas. Hendaklah mata kaum Muslimin melihat tafsirnya kata yansilun".*
"[Kata yansilun artinya mereka mengalir, adalah kata-kata terakhir ayat Al-Qur'an yang menerangkan merajalelanya Ya'juj wa Ma'juj di dunia yang berbunyi sbb: "Sampai tatkala Ya'juj wa Ma'juj dilepas, mereka mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi (21:96). Mengenai hal ini, kami teringat akan pidato Sir Winston Churchill dalam suatu jamuan yang diadakan o1eh Wali Kota London di Guildhall (Gedung DPR), pada hari Jum'at tanggal 9 Nopember 1951, dalam rangka memasang kembali patung Gog and Magog (Ya'juj wa Ma'juj), yang antara lain berbunyi sbb :
Agaknya mereka (Ya'juj wa Ma'juj) tidaklah menggambarkan keadaan politik dunia sekarang ini yang begitu buruk. Politik dunia, seperti halnya sejarah Ya'juj wa Ma'juj, amatlah kacau dan banyak pertentangan. Namun menurut pikiran saya, masih saja memberi tempat kepada mereka.
Di sebelah sini Ya'juj, dan di sebelah sana Ma'juj. Tetapi awas Wali Kota! Jika anda memasang patung itu kembali, jagalah jangan sampai mereka saling beradu; karena jika terjadi demikian, Ya'juj wa Ma'juj akan hancur berkeping-keping, dan kita akan mulai dari permulaan lagi, dan dimulai dari lubang yang paling bawah." (Majalah Times London, 10 Nop. 1931)…]
33. DAJJAL DIBUNUH, TETAPI YA'JUJ WA MA'JUJ T'IDAK
Sebagaimana kami terangkan di atas, Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj adalah dua macam sebutan untuk menamakan suatu bangsa. Mereka disebut Dajjal karena kebohongan dan penipuan mereka tentang hal agama, sedangkan sebutan Ya'juj wa Ma'juj karena mereka mempunyai kekuasaan politik. Akan tetapi orang akan menjadi bingung mengenai Hadits yang menerangkan Masih Mau'ud akan membunuh Dajjal, menerangkan pula bahwa beliau tak dapat membunuh Ya'juj wa Ma'juj, padahal sebenarnya, jika Dajjal sudah dibunuh, dengan sendiri nya Ya'juj wa Ma'juj akan terbunuh. Namun Hadits itu berbunyi sbb:
"Maka akan diwahyukan kepada al-Masih, bahwa aku telah menciptakan sebagian Hamba-Ku, yang tak seorangpun dapat membunuh mereka kecuali Aku sendiri" (Kanzul-' Ummal, jilid VII halaman. 3021 ).
Hadits lain lagi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, berbunyi sbb :
"Lalu orang akan datang kepada nabi lsa… Tatkala beliau dalam keadaan demikian, Allah bersabda kepada Nabi lsa: Aku telah menciptakan sebagian hamba-Ku yang tak seorangpun mempunyai kekuatan untuk mengalahkan mereka, maka dari itu bawalah hamba-hamba-Ku ke bukit. Dan Allah akan membangkitkan Ya'juj wa Ma'juj, dan mereka akan mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi". (Misykat, halaman 473).
Sungguh aneh sekali, bahwa sekalipun Dajjal mati terbunuh, dan nafasnya Masih Mau'ud begitu ampuh hingga barang-siapa terkena nafas beliau, ia akan mati seketika itu juga, dan nafas beliau akan mencapai jarak sejauh penglihatan beliau, namun demikian, Ya'juj wa Ma'juj adalah begitu kuat hingga orang yang menyertai Al-Masih diperintahkan supaya mengungsi ke bukit. Bukan Ya'juj wa Ma'juj yang mati terbunuh oleh nafas Al-Masih, melainkan Al-Masih sendiri yang terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri dari kekuatan mereka yang tak terkalahkan, selanjutnya diterangkan bahwa Al-Masih pun tak mempunyai kekuatan untuk memerangi dan membunuh Ya'juj wa Ma'juj. Lalu, apakah untungnya membunuh Dajjal, jika bangsa yang lebih kuat daripada Dajjal (Ya'juj wa Ma'juj), akan menggantikan kedudukannya ?
Akhirnya, setelah dipertimbangkan masak-masak, hanya ada satu kesimpulan bahwa yang dimaksud membunuh Dajjal bukanlah menyembelih seseorang, karena Dajjal bukanlah orang, melainkan segolongan bangsa, demikian pula bukanlah berarti membinasakan bangsa-bangsa itu, karena sebagaimana kami terangkan di atas, bangsa bangsa itu akan tetap ada sampai Hari Kiyamat, dan Al-Masih sendiri diberi tahu oleh Allah melalui wahyu-Nya, bahwa beliau tak dapat mengalahkan mereka. Semua itu menunjukkan seterang-terangnya bahwa kejahatan mereka di lapangan agama, disebut fitnahnya Dajjal, karena mereka menyesatkan manusia dari jalan benar dengan tipu muslihat mereka; sedangkanYa'juj wa Ma'juj memperlihatkan kejahatan mereka dalam bidang politik. Itulah sebabnya mengapa sekalipun Dajjal mati terbunuh, tetapi Ya'juj wa Ma'juj masih tetap hidup.
Kini teranglah bahwa walaupun fitnah Dajjal dalam bidang agama telah dibasmi oleh Masih Mau'ud, namun kejahatan mereka dalam bidang politik tak dapat dibasmi. Untuk membasmi kejahatan mereka dalam bidang politik, akan dilakukan dengan kekuatan lain. Mungkin pembasmian dalam bidang ini akan dilakukan dengan jalan pertempuran diantara mereka sendiri, sebagaimana diuraikan dalam Al-Qur'an sbb:
"Dan pada hari itu, kami akan membiarkan sebagian mereka (Ya'juj wa Ma'juj) bertempur melawan sebagian yang lain" (18:99).
Dengan perkataan lain, mereka akan saling bertempur, sebagaimana telah mereka lakukan dalam dua Perang Dunia. Atau boleh jadi, sebagian besar bangsa-bangsa itu akan terhindar dari kehancuran karena mereka masuk Islam, hal ini diisyaratkan oleh suatu Hadits bahwa pada zaman akhir "matahari akan terbit di Barat", ini berarti bahwa kebenaran Islam akan nampak di kalangan bangsa-bangsa Barat. Bukanlah omong kosong bahwa dalam ru'yah Nabi SAW melhat Dajjal bertawaf mengelilingi Ka'bah, yang ini mengisyaratkan bahwa akhirnya bangsa-bangsa Eropa akan masuk Islam.
34. GAGASAN NABI SAW UNTUK MENGALAHKAN DAJJAL DENGAN DALIL.
Jika Hadits itu kita baca dengan teliti, niscaya akan bertambah jelas apa yang dimaksud dengan membunuh Dajjal, Hadits-hadits itu berbunyi sbb:
"Apabila ia (Dajjal) muncul, dan aku ada di tengah-tengah kamu, aku akan mengalahkan dia dengan dalil, dan apabila ia muncul sedangkan aku tak ada di tengah-tengah kamu hendaklah tiap-tiap orang berbantah dengan dia" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, hal. 2076).
Hadits lain lagi berbunyi sbb:
"Maka apabila ia (Dajjal) muncul dan aku ada ditengah-tengah kamu, aku akan mengalahkan dia dengan dalil atas nama kaum Muslimin; akan tetapi apabila ia muncul sesudahku, hendaklah tiap-tiap orang berbantah dengan dia atas nama sendiri" (kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2025 dan 2079).
Hadits-hadits tersebut menerangkan seterang-terangnya bahwa apabila Dajjal muncul di zaman Nabi SAW, beliau akan mengalahkan dia dengan dalil. Ini menunjukkan bahwa membunuh Dajjal berarti memberantas kejahatan Dajjal; oleh karena Dajjal menyesatkan manusia dengan tipu-muslihatnya yang halus dan dengan menimbulkan keragu-raguan dalam batin manusia, maka kejahatan Dajjal hanya dapat diberantas dengan dalil. Maka dari itu, Nabi SAW bersabda bahwa beliau akan mengalahkan Dajjal dengan dalil.
Demikian pula terbunuhnya Dajjal oleh Al-Masih, ini harus diartikan seperti dikalahkannya Dajjal oleh Nabi Suci dengan dalil. dengan perkataan lain, Al-Masih juga akan mengalahkan Dajjal dengan dalil atau menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal dengan jalan dakwah. Bahwa perkataan qotala mempunyai pula arti seperti tersebut di atas, ini diketemukan dalam Kamus Arab. Dalam kitab Nihayah, Kitab Kamus Hadits, di sana diuraikan bahwa kata-kata Qotalallohu Sa dan (yang makna aslinya, semoga Allah membunuh Sa'adj ini berarti dafallohu syarrahu, artinya "semoga Allah mengelakkan kejahatannya". Hadits tersebut dikutip sehubungan dengan peristiwa Tsaqifah.
Selanjutnya, tatkala orang-orang membicarakan sumpah setia kepada dua Khalifah yang saling bermusuhan, salah seorang berkata sbb: uqtulul - akhira (makna aslinya, bunuhlah khalifah yang lain).
Jika kita ingat akan Hadits lain yang ada hubungannya dengan Hadits tersebut; kita menemukan bukti lagi, bahwa yang dimaksud membunuh Dajjal ialah menangkis kejahatannya. Ada beberapa Hadits yang menerangkan bahwa barang-siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari Surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari fitnahnya Dajjal. Ini becarti bahwa Dajjal bukan akan membunuh manusia, melainkan akan menyesatkan mereka dari jalan yang benar dengan menimbulkan keragu-raguan dalam batin mereka.
Oleh sebab itu; supaya orang bisa selamat dari fitnahnya Dajjal, orang dianjurkan supaya membaca ayat-ayat Al-Qur'an.
Setidak-tidaknya jelas sekali bahwa Hadits ini sahih. Fitnahnya Dajjal bukanlah berarti membunuh manusia, melainkan menyesatkan mereka dengan bisikan jahat dan menimbulkan keragu-raguan. Jika demikian itulah yang dimaksud dengan fitnahnya Dajjal, maka cara pemberantasannya harus sama pula. Bacalah sekali lagi Hadits berikut ini :
"Demi Allah! Orang akan datang kepadanya (Dajjal) dengan keyakinan bahwa ia adalah mukmin, akan tetapi ia mengikuti dia; karena keragu-raguan yang ditimbulkan dalam batinnya".
"Makanan orang Mukmin pada zaman Dajjal adalah makanan para malaikat, yakni memuliakan dan memahasucikan Allah; maka barangsiapa di zaman itu memuliakan dan memaha-sucikan Allah, maka bagi dia, Allah akan menghilangkan kelaparan" (Kanzul'Ummal, jilid VII, halaman 2041 ).
"Barangsiapa berkata, Allah adalah Tuhanku, dan terus berbuat demikian sampai ia mati, Allah akan menyelamatkan dia dari fitnahnya Dajjal" (idem, jilid VII, halaman 2080).
"Sesungguhnya, Allah akan menyelamatkan orang Mukmin dengan hal yang sama seperti Allah menyelamatkan para malaikat, yakni dengan mengagungkan Allah" (idem, jilid VIII, hataman. 2090).
Dari Hadits-hadits tarsebut terang sekali bahwa orang mukmin akan diselamatkan dari fitnahnya Dajjal dengan jalan mengagungkan Allah. Yang dimaksud makanan orang mukmin pada zaman fitnahnya Dajjal ialah makanan rohani; karena sebagaimana makanan jasmani itu dimaksud untuk memelihara tubuh, makanan rohani itu dimaksud untuk mamelihara jiwa.
Jadi Hadits tersebut menerangkan bahwa manusia akan diselamatkan dari kebejatan moral dan rohani yang dibuat oleh Dajjal dengan penyembuhan rohani, yakni zikir kepada Allah. Memang benar bahwa ada sebuah Hadits yang menerangkan berperang melawan Parsi dan Romawi, akan tetapi Hadits ini mungkin mengisyaratkan Perang Salib, tatkala seluruh bangsa-bangsa Kristen dikerahkan untuk menghancurkan Islam dengan pedang:
Satu hal sudah jelas, bahwa obat yang dapat menyembuhkan orang dari fitnahnya Dajjal yang berhubungan dengan masalah agama, itu bersifat rohani. Dalam sebuah Hadits diterangkan bahwa jika pada waktu munculnya Dajjal Nabi SAW masih hidup, maka beliau akan mengalahkan Dajjal dengan dalil-dalil bahkan beliau menganjurkan agar para pengikut beliau juga berbuat demikian, jika nanti Dajjal muncul sesudah beliau.
Selanjutnya, beliau menganjurkan agar para pengikut beliau membaca Surat Al-Kahfi, yang isinya membahas ajaran Kristen dan sejarah agama Kristen, sudah barang tentu tujuan.beliau ialah agar para pengikut beliau mengumpulkan kekuatan rohani untuk menolak segala bujukan-bujukan duniawi yang disajikan oleh pihak Kristen. Dalam Hadits lain Nabi SAW menganjurkan agar orang banyak berzikir kepada Allah, karena dengan jalan ini orang semakin dekat kepada Allah, dengan demikian ia memperoleh kekuatan rohani. Datangnya Masih Mau'ud mempunyai tujuan yang sama, yakni menghidupkan kembali iman manusia, dan memperbaiki kembali rohani manusia, yang sudah kalut karena merajalelanya peradaban kebendaan.
Jadi yang dimaksud membunuh Dajjal oleh Masih Mau'ud ialah, bahwa propaganda dan pengaruh Dajjal akan ditolak, dan orang-orang akan diselamatkan dari fitnahnya Dajjal
»» READMORE...
Akan tetapi disamping meramalkan keburukan, Nabi SAW meramalkan pula kebaikan Dajjal. Di satu fihak, dalam Al-Qur'an terdapat ayat yang menerangkan bahwa bangsa-bangsa Dajjal memperoleh kemajuan besar di lapangan usaha dan lapangan industri (18:104), dan membuat muka bumi nampak indah (18:7); dan di lain fihak, ada sebuah Hadits yang menerangkan bahwa bangsa Dajjal akan menyembuhkan penyakit secara ajaib :
"Ia (Dajjal) akan menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan menghidupkan orang mati." (Kanzul-'Ummal, jilid VII Halaman. 2080)
Di sini yang dimaksud "menghidupkan orang mati" ialah menyembuhkan penyakit yang tak dapat disembuhkan, seakan-akan Dajjal dapat menghidupkan orang mati. Sungguh benar bahwa dalam soal pengobatan, bangsa Dajjal memperlihatkan keluarbiasaannya, dan ini adalah hasil yang patut dipuji. Akan tetapi menurut Hadits, hal ini termasuk salah satu fitnah Dajjal, seperti halnya kecepatan dan kendaraan Dajjal, di darat, di laut dan udara. Karena dengan kemajuan yang luar biasa ini, bangsa Dajjat berpikir bahwa mereka lebih unggul dari bangsa-bangsa lain di dunia; pengakuan mereka memiliki kekuatan yang luar biasa ini, hampir tak ada bedanya dengan pengakuan sebagai Tuhan. Selain itu, kemajuan-kemajuan mereka di lapangan kebendaan, menyesatkan manusia dari segi kehidupan rohani.
27. BISIKAN JAHAT DAJJAL
Dari uraian tersebut, terang sekali bahwa Dajjal tak akan menyesatkan orang dengan paksa, melainkan dengan membujuk mereka agar mereka terpikat oleh gemerlapnya barang-barang duniawi dan kesenangan yang melimpah-limpah, demikian pula dengan mempengaruhi orang melalui hasil pengolahan kekayaan alam dan ilmu pengetahuan yang luar biasa. Akan tetapi dalam Hadits, Nabi SAW menjelaskari hal ini sbb:
"Barang siapa mendengar perihal Dajjal, hendaklah menyingkir dari padanya. Demi Allah, orang akan datang kepadanya, dan mengira bahwa ia adalah mukmin, namun ia mengikuti dia (Dajjal) karena keragu-raguan yang ditimbulkan oleh dia (Dajjal) dalam batinnya." (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2057).
Jika orang suka menyelidiki persoalan ini, maka terang sekali bahwa tipu muslihat yang digunakan oleh bangsa-bangsa Barat tak ada taranya dalam sejarah dunia. Dengan cara-cara yang halus, mereka meniupkan bisikan jahat ke dalam batin manusia, sehingga pikiran menjadi goncang karenanya.
Ambillah misalnya masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses yang dapat membikin jiwa manusia lurus atau tak lurus. Akan tetapi bangsa-bangsa Barat mengarahkan jalannya pendidikan begitu halus, hingga mereka dapat membuat jiwa para pelajar tak menta'ati agama dan kebudayaan mereka sendiri, sekalipun alasan yang digunakan untuk tujuan itu bertentangan dengan agama Nasrani.
Mereka (bangsa Barat), dapat membawa proses ini begitu rupa, hingga kepercayaan akan adanya Allah, mereka usahakan sekuat-kuatnya sampai timbul keragu-raguan dalam batin para pelajar tentang adanya Allah. Mereka sendiri percaya akan adanya wahyu, Nabi, Hari Kiyamat, namun mereka berusaha sekeras-kerasnya agar jiwa para pelajar tidak percaya kepada itu semua.
Kadang-kadang mereka memberi pujian kepada seseorang atau suatu faham, sekedar untuk memberi kesan seakan-akan orang atau penulis faham itu orang yang jujur; akan tetapi disamping itu, mereka secara halus membuat sindiran dengan maksud agar para pelajar tak menghargai faham atau orang itu. Singkatnya, apa yang kami uraikan di atas mengenai tabiat mereka, kami dapat menarik kesimpulan bahwa Dajjal menyesatkan orang dari jalan benar dengan bisikan jahat, dan inilah ciri khas bangsa-bangsa Eropa sekarang ini.
28. MUNCULNYA DAJJAL DAN MERAJALELANYA DI DUNIA.
Sebagaimana diterangkan dalam Hadits, Dajjal akan menjelajahi seluruh dunia:
"Tak ada satu tempat pun di dunia yang tidak diinjak dan dilalui oleh Dajjal".
Hadits lain menerangkan bahwa Dajjal mengucapkan kata-kata sbb:
"Tak ada satu tempat tinggalpun yang tak aku masuki."
Ini bukan saja menunjukkan penglihatan Nabi SAW yang luar biasa, melainkan pula menunjukkan bahwa Dajjal bukanlah nama orang, melainkan suatu bangsa atau segolongan bangsa, yang anggotanya tersebar di tiap-tiap tempat di dunia. Karena jika Dajjal itu orang satu, niscaya ia tidak dapat melaksanakan segala sesuatu yang diramalkan oleh Nabi SAW, sekalipun ia dapat bergerak secepat kilat. Tidak mungkin orang satu dapat membawa sorga dan neraka ke seluruh dunia, lalu membuat pengumuman di mana-mana dan memberi ganjaran kepada orang yang menerimanya, dan memberi siksaan kepada orang yang menolaknya, dan tak satu tempat tinggal pun yang tak dikunjunginya.
Semua pekerjaan ini tak mungkin dilakukan oleh satu orang. Bukan mengenai masalah kecepatan saja, melainkan menyangkut pula beberapa masalah, misalnya dengan cara bagaimana supaya orang-orang mau mengikuti dia dan bagaimana cara memberikan ganjaran dan siksaan. Padahal semua ini harus ia lakukan di tiap-tiap kota dan desa; dan betapapun singkatnya waktu yang ia butuhkan untuk manjalankan penyiaran dan segala tetek-bengek, namun pekerjaan dan perjalanan dari tempat satu ke tempat lain pasti memakan waktu.
Seandainya di tiap-tiap tempat hanya diperlukan satu jam saja, maka untuk mengelilingi 700.000 desa di India saja, ia memerlukan waktu seratus tahun. Dengan demikian ia memerlukan waktu beribu-ribu tahun untuk dapat mengelilingi segala tempat di dunia. Akan tetapi jika semua pekerjaan itu dilakukan oleh suatu bangsa, maka pelaksanaan itu semua bukan saja masuk akal dan dapat dipikul oleh tenaga manusia, melainkan pula fakta-faktanya sudah kami saksikan dengan mata kepala sendiri; dan ini sekaligus menunjukkan tajamnya penglihatan rohani Nabi Muhammad SAW.
Di satu fihak, kami melihat cepatnya gerakan bangsa-bangsa Eropa; jangankan empat puluh hari, beberapa hari saja sudah cukup bagi mereka untuk mengelilingi dunia. Di lain fihak kami menyaksikan mereka mendatangi dan menguasai tiap-tiap tempat di dunia. Jika pada suatu saat, orang amat terkesan oleh gunung-gunung roti yang dibawa oleh mereka, pada saat yang lain, orang amat tercengang menyaksikan kehidupan yang serba mewah.
Jika pada suatu saat orang melihat bagaimana mereka mengolah kekayaan alam, pada saat yang lain, orang melihat kejanggalan sistim pendidikan mereka yang menyebabkan bejatnya moral dan sikap acuh-tak-acuh terhadap agama sendiri. Jika di satu tempat mereka mendapat simpati karena baiknya pelayanan rumah sakit mereka, di lain tempat mereka menjalankan ilmu kebatinan.
Singkatnya, jika semua pekerjaan itu dilakukan oleh suatu bangsa atau segolongan bangsa, segala sesuatunya menjadi terang dan masuk akal. Akan tetapi jika semua pekerjaan itu dilakukan oleh satu orang, segala sesuatunya akan membingungkan. Misalnya, ramalan bahwa Dajjal akan mengelilingi dan menguasai seluruh dunia. Jika ramalan ini diterapkan kepada satu orang, niscaya orang ini memerlukan bantuan berjuta-juta orang, untuk dapat menguasai sekalian bangsa di dunia. Akhirnya, yang memegang kekuasaan bukanlah satu orang, melainkan sejumlah besar manusia.
Bagaimanapun juga, ramalan bahwa Dajjal akan mendatangi tiap-tiap tempat dan menguasai seluruh dunia, sekarang sudah terpenuhi, dan kita menyaksikan itu dengan mata kepala sendiri, berupa penjajahan bangsa-bangsa Eropa dan merajalelanya di seluruh dunia. Sampai kapankah kita dapat menutup mata dan menunggu-nunggu datangnya Dajjal yang tidak akan timbul kecuali dalam khayalan saja, jika kita tidak mau mengakui kenyataan pahit yang kita hadapi sekarang ini?
Pengertian bahwa seorang Dajjal akan berada di tiap-tiap tempat di dunia dan menaklukkan dunia seorang diri, tak mungkin dapat dibayangkan oleh pikiran manusia, lebih-lebih oleh manusia zaman dahulu yaitu pada zaman Nabi SAW. Akan tetapi jika orang mau menggunakan pikiran yang sehat, orang pasti akan tahu bahwa pada dewasa ini tak ada satu tempat pun di dunia yang Dajjal tak menempati tempat itu.
Tak ada satu tempat pun, baik di hutan maupun di padang pasir, di kepulauan besar maupun di kepulauan kecil, di lembah maupun di gunung yang tak dimasuki oleh Dajjal. Orang yang amat bodoh tak dapat membayangkan bagaimana keadaan yang sebenarnya, tetapi kita melihat hal itu benar-benar terjadi di hadapan mata kita sendiri. Barang siapa mau melihat kejadian ini secara serius, orang pasti akan menundukkan kepala dengan penuh hormat dan kagum kepada Nabi SAW atas tajamnya penglihatan rohani beliau.
29. YA'JUJ WA MA'JUJ DALAM HADITS DAN PERSAMAANNYA DENGAN DAJJAL
Sebagaimana telah kami terangkan, pada bagian terakhir Surat Al-Kahfi, sesudah menerangkan Ya'juj wa Ma'juj, kemudian Al-Qur'an menerangkan tentang bangsa-bangsa Kristen. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an tak menaruh perbedaan antara dua bangsa tersebut. Demikian pula diterangkan dengan jelas dalam Bible, bahwa Ya'juj wa Ma'juj itu tiada lain hanyalah bangsa Russia dan bangsa-bangsa Eropa lainnya. Kesalah-pahaman umum tentang Ya'juj wa Ma'juj itu disebabkan karena ada Hadits yang menggambarkan seakan-akan Ya'juj wa Ma'juj itu suatu makhluk yang aneh; akan tetapi banyak pula Hadits yang menerangkan bahwa Ya'juj wa Ma'juj itu manusia biasa.
Nabi SAW bersabda sbb :
"Sesungguhnya Ya'juj wa Ma'uj adalah dari keturunan Adam (Kanzul 'Ummal, jilid VII halaman. 2158.)
Hadits lain menerangkan bahwa Allah memberitahukan kepada al-Masih sbb:
"Sesungguhnya Aku telah menciptakan segolongan manusia, yang tak seorangpun dapat membinasakan, kecuali Aku sendiri" (Kanzul 'Ummal, jilid VII, halaman 3021).
Dalam kitab Kanzul 'Ummal jilid VII, halaman 3032, ada sebuah Hadits yang menerangkan seterang-terangnya bahwa Ya'juj wa Ma'juj adalah keturunan Adam. Kesalah-pahaman tentang hal Ya'juj wa Ma'juj itu barangkali berasal dari suatu Hadits yang menerangkan bahwa Ya'juj wa Ma'juj akan minum semua air di dunia.
Hadits itu berbunyi sbb :
Mereka akan minum semua air di dunia, sampai-sampai apabila mereka melalui sebuah sungai, mereka minum semua airnya dan meninggalkan sungai itu dalam keadaan kering." ( Kanzul 'Ummal jilid VII, halaman 2157).
Ada lagi sebuah Hadits yang menerangkan bahwa barisan depan Ya'juj wa Ma'uj akan melintasi Teluk Tiberius dan mereka akan minum semua airnya (Idem halaman 3021). Dan anehnya Hadits Tamim Dari juga menerangkan bahwa Dajjal menanyakan kepada Tamim Dari tentang Teluk Tiberius sbb :
"Ceriterakanlah kepadaku perihal Teluk Tiberius. Adakah air di sana?" (Kanzul 'Ummal jilid VII, halaman 2027).
Sepintas lalu ini menunjukkan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj adalah sama. Adapun yang dimaksud minum air, ialah bahwa mereka akan menguasai semua sumber kehidupan, karena air adalah sumber segala kehidupan. Selanjutnya, adanya kenyataan bahwa ramalan tentang Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj itu dihubungkan dengan datangnya Masih Mau'ud (Masih yang dijanjikan), ini membuktikan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj adalah sama. Apalagi jika kita mau berpikir sejenak, maka terang sekali bahwa secara praktis apa yang dilukiskan dalam Hadits tentang mereka adalah sama, hanya kata-katanya saja yang berbeda. Dua-duanya digambarkan akan menjadi penguasa yang paling besar di dunia. Dua-duanya menguasai segala macam. keperluan hidup "dan tak seorangpun dapat mengalahkan mereka."
Mereka akan membanjiri seluruh muka bumi, dan akan merupakan fitnah yang paling besar bagi kaum Muslimin. Semua ciri-ciri umum ini menunjukkan bahwa mereka adalah sama dan bangsa yang sama, yang ini adalah sesuai benar dengan gambaran sifat-sifat bangsa Eropa. Sebenarnya, diambilnya dua nama itu sekedar untuk menyatakan dua macam aspek tentang keadaan mereka. Mereka diberi nama Dajjal, karena perbuatan mereka ialah menipu orang dengan bahan keperluan hidup, sedangkan nama Ya'juj wa Ma'juj adalah untuk menyatakan kekuatan politik dan militer mereka. Hendaklah diingat bahwa ramalan tentang merajalelanya bangsa-bangsa Nasrani ini diucapkan pada waktu kekuasaan kaum Muslimin menyilaukan kekuasaan lain di dunia.
30. DAJJAL AKAN DIKENAL OLEH SESEORANG DI ANTARA KAUM MUSLIMIN
Sungguh aneh sekati bahwa di satu fihak, tanda-tanda Dajjal dapat dipahami oleh orang-orang biasa, akan tetapi di lain fihak, Hadits menerangkan bahwa banyak sekali orang yang akan jatuh sebagai korban penipuan Dajjal. Jika semua tanda bahwa Dajjal buta mata kanannya, dan mata kirinya gemerlapan bagaikan bintang, dan bahwa kata-kata kafir akan tertulis di atas dahinya yang dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik ia buta-huruf atau tidak, dan bahwa ia mempunyai keledai aneh yang jarak antara dua telinganya adalah tujupuluh yard, bahwa ia membawa sorga dan neraka, bahwa ia membawa gunung-roti dan sungai, bahwa ia menyuruh awan supaya menurunkan hujan, dan sebagainya; jika semua tanda itu telah terpenuhi, maka tak diperlukan lagi adanya orang diantara kaum Muslimin yang harus memperkenalkan Dajjal dan menyatakan kepada mereka bahwa inilah Dajjal yang Nabi SAW memperingatkannya kepada kita.
Ada sebuah Hadits yang berbunyi sbb:
"Seseorang diantara kaum mukmin akan berkata: 'Aku akan pergi kepada orang itu untuk melihat apakah dia itu orang yang Nabi SAW memperingatkannya kepada kita ataukah bukan'..."
Jika tanda-tanda Dajjal sudah terlihat seperti yang diramalkan oleh Nabi SAW, mengapa masih diperlukan adanya orang yang harus mengenalnya dan mengumumkan bahwa Dajjal benar-benar sudah datang. Dengan tanda-tanda yang terang itu sudah cukup sebagai bukti bahwa Dajjal sudah datang, dengan demikian tak perlu diterangkan lagi.
Jadi dengan adanya Hadits tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanda-tanda Dajjal tak dapat diartikan secara wajar, melainkan harus diartikan sebagai kalam ibarat. Untuk ini sangat diperlukan adanya orang yang mempunyai penglihatan tajam yang dapat memahami tanda-tanda itu, dan menerangkan kapan munculnya Dajjal.
31. SIAPAKAH YANG BERKATA: "INILAH DAJJAL YANG DITERANGKAN OLEH NABI SAW"
Sungguh aneh sekali bahwa orang yang dapat menerangkan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj itu sebenarnya bangsa Eropa, adalah orang desa biasa, orang pertapa yang sedikit sekali pengetahuannya tentang masalah dunia. Setengah abad yang lalu tatkala penduduk dunia tak tahu sama sekali akan identitas Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj, bahkan orang tak menduga sama sekali bahwa bangsa-bangsa Eropa yang menguasai seluruh dunia dan yang menjajah negara kita adalah Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj yang diramalkan oleh Nabi SAW. Sebaliknya, orang berpikir bahwa Dajjal adalah makhluk aneh yang bermata satu, yang berkendaraan keledai yang aneh, yang membawa sorga dan neraka dan barang aneh lainnya.
Pada saat orang-orang mempunyai pikiran semacam itu, Allah memberi tahu bahwa Dajjal dan Yajuj wa Ma'juj adalah bangsa-bangsa Eropa yang menguasai seluruh dunia, yang mata duniawinya gemerlapan bagaikan bintang dan yang mata rohaninya buta sama sekali. Selain itu, walaupun seandainya ada yang tahu akan rahasia ini, iapun tak mempunyai keberanian untuk mengatakan itu.
Orang-orang tak tahu bahwa mereka sedang berhadap-hadapan dengan Dajjal, bahkan mereka secara tak sadar menjadi korban tipu muslihat Dajjal, sebagaimana digambarkan dalam Hadits. "
32. NABI SAW BERSABDA: IA ADALAH PENGIKUTKU YANG TERDEKAT
Dewasa ini banyak kaum Muslimin, baik golongan terpelajar maupun bukan, terang-terangan menyatakan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj yang diriwayatkan dalam hadits itu tiada lain hanyalah bangsa-bangsa Eropa dan Amerika, yang terang-terangan mengaku mempunyai kekuasaan Ketuhanan, dan bahwa kendaraan mereka yang berupa kereta-api, adalah keledai Dajjal. Pada dewasa ini, banyak kaum Muslimin yang tak ragu-ragu lagi melukiskan bangsa-bangsa Eropa sebagai Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj. Sebagai puncaknya, almarhum Sir Muhammad Iqbal, seorang pujangga Islam yang besar, mengabadikan pengertian ini dalam syairnya yang termasyhur sbb : "Bala tentara Ya'juj wa Ma'juj semuanya telah terlepas. Hendaklah mata kaum Muslimin melihat tafsirnya kata yansilun".*
"[Kata yansilun artinya mereka mengalir, adalah kata-kata terakhir ayat Al-Qur'an yang menerangkan merajalelanya Ya'juj wa Ma'juj di dunia yang berbunyi sbb: "Sampai tatkala Ya'juj wa Ma'juj dilepas, mereka mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi (21:96). Mengenai hal ini, kami teringat akan pidato Sir Winston Churchill dalam suatu jamuan yang diadakan o1eh Wali Kota London di Guildhall (Gedung DPR), pada hari Jum'at tanggal 9 Nopember 1951, dalam rangka memasang kembali patung Gog and Magog (Ya'juj wa Ma'juj), yang antara lain berbunyi sbb :
Agaknya mereka (Ya'juj wa Ma'juj) tidaklah menggambarkan keadaan politik dunia sekarang ini yang begitu buruk. Politik dunia, seperti halnya sejarah Ya'juj wa Ma'juj, amatlah kacau dan banyak pertentangan. Namun menurut pikiran saya, masih saja memberi tempat kepada mereka.
Di sebelah sini Ya'juj, dan di sebelah sana Ma'juj. Tetapi awas Wali Kota! Jika anda memasang patung itu kembali, jagalah jangan sampai mereka saling beradu; karena jika terjadi demikian, Ya'juj wa Ma'juj akan hancur berkeping-keping, dan kita akan mulai dari permulaan lagi, dan dimulai dari lubang yang paling bawah." (Majalah Times London, 10 Nop. 1931)…]
33. DAJJAL DIBUNUH, TETAPI YA'JUJ WA MA'JUJ T'IDAK
Sebagaimana kami terangkan di atas, Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj adalah dua macam sebutan untuk menamakan suatu bangsa. Mereka disebut Dajjal karena kebohongan dan penipuan mereka tentang hal agama, sedangkan sebutan Ya'juj wa Ma'juj karena mereka mempunyai kekuasaan politik. Akan tetapi orang akan menjadi bingung mengenai Hadits yang menerangkan Masih Mau'ud akan membunuh Dajjal, menerangkan pula bahwa beliau tak dapat membunuh Ya'juj wa Ma'juj, padahal sebenarnya, jika Dajjal sudah dibunuh, dengan sendiri nya Ya'juj wa Ma'juj akan terbunuh. Namun Hadits itu berbunyi sbb:
"Maka akan diwahyukan kepada al-Masih, bahwa aku telah menciptakan sebagian Hamba-Ku, yang tak seorangpun dapat membunuh mereka kecuali Aku sendiri" (Kanzul-' Ummal, jilid VII halaman. 3021 ).
Hadits lain lagi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, berbunyi sbb :
"Lalu orang akan datang kepada nabi lsa… Tatkala beliau dalam keadaan demikian, Allah bersabda kepada Nabi lsa: Aku telah menciptakan sebagian hamba-Ku yang tak seorangpun mempunyai kekuatan untuk mengalahkan mereka, maka dari itu bawalah hamba-hamba-Ku ke bukit. Dan Allah akan membangkitkan Ya'juj wa Ma'juj, dan mereka akan mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi". (Misykat, halaman 473).
Sungguh aneh sekali, bahwa sekalipun Dajjal mati terbunuh, dan nafasnya Masih Mau'ud begitu ampuh hingga barang-siapa terkena nafas beliau, ia akan mati seketika itu juga, dan nafas beliau akan mencapai jarak sejauh penglihatan beliau, namun demikian, Ya'juj wa Ma'juj adalah begitu kuat hingga orang yang menyertai Al-Masih diperintahkan supaya mengungsi ke bukit. Bukan Ya'juj wa Ma'juj yang mati terbunuh oleh nafas Al-Masih, melainkan Al-Masih sendiri yang terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri dari kekuatan mereka yang tak terkalahkan, selanjutnya diterangkan bahwa Al-Masih pun tak mempunyai kekuatan untuk memerangi dan membunuh Ya'juj wa Ma'juj. Lalu, apakah untungnya membunuh Dajjal, jika bangsa yang lebih kuat daripada Dajjal (Ya'juj wa Ma'juj), akan menggantikan kedudukannya ?
Akhirnya, setelah dipertimbangkan masak-masak, hanya ada satu kesimpulan bahwa yang dimaksud membunuh Dajjal bukanlah menyembelih seseorang, karena Dajjal bukanlah orang, melainkan segolongan bangsa, demikian pula bukanlah berarti membinasakan bangsa-bangsa itu, karena sebagaimana kami terangkan di atas, bangsa bangsa itu akan tetap ada sampai Hari Kiyamat, dan Al-Masih sendiri diberi tahu oleh Allah melalui wahyu-Nya, bahwa beliau tak dapat mengalahkan mereka. Semua itu menunjukkan seterang-terangnya bahwa kejahatan mereka di lapangan agama, disebut fitnahnya Dajjal, karena mereka menyesatkan manusia dari jalan benar dengan tipu muslihat mereka; sedangkanYa'juj wa Ma'juj memperlihatkan kejahatan mereka dalam bidang politik. Itulah sebabnya mengapa sekalipun Dajjal mati terbunuh, tetapi Ya'juj wa Ma'juj masih tetap hidup.
Kini teranglah bahwa walaupun fitnah Dajjal dalam bidang agama telah dibasmi oleh Masih Mau'ud, namun kejahatan mereka dalam bidang politik tak dapat dibasmi. Untuk membasmi kejahatan mereka dalam bidang politik, akan dilakukan dengan kekuatan lain. Mungkin pembasmian dalam bidang ini akan dilakukan dengan jalan pertempuran diantara mereka sendiri, sebagaimana diuraikan dalam Al-Qur'an sbb:
"Dan pada hari itu, kami akan membiarkan sebagian mereka (Ya'juj wa Ma'juj) bertempur melawan sebagian yang lain" (18:99).
Dengan perkataan lain, mereka akan saling bertempur, sebagaimana telah mereka lakukan dalam dua Perang Dunia. Atau boleh jadi, sebagian besar bangsa-bangsa itu akan terhindar dari kehancuran karena mereka masuk Islam, hal ini diisyaratkan oleh suatu Hadits bahwa pada zaman akhir "matahari akan terbit di Barat", ini berarti bahwa kebenaran Islam akan nampak di kalangan bangsa-bangsa Barat. Bukanlah omong kosong bahwa dalam ru'yah Nabi SAW melhat Dajjal bertawaf mengelilingi Ka'bah, yang ini mengisyaratkan bahwa akhirnya bangsa-bangsa Eropa akan masuk Islam.
34. GAGASAN NABI SAW UNTUK MENGALAHKAN DAJJAL DENGAN DALIL.
Jika Hadits itu kita baca dengan teliti, niscaya akan bertambah jelas apa yang dimaksud dengan membunuh Dajjal, Hadits-hadits itu berbunyi sbb:
"Apabila ia (Dajjal) muncul, dan aku ada di tengah-tengah kamu, aku akan mengalahkan dia dengan dalil, dan apabila ia muncul sedangkan aku tak ada di tengah-tengah kamu hendaklah tiap-tiap orang berbantah dengan dia" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, hal. 2076).
Hadits lain lagi berbunyi sbb:
"Maka apabila ia (Dajjal) muncul dan aku ada ditengah-tengah kamu, aku akan mengalahkan dia dengan dalil atas nama kaum Muslimin; akan tetapi apabila ia muncul sesudahku, hendaklah tiap-tiap orang berbantah dengan dia atas nama sendiri" (kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2025 dan 2079).
Hadits-hadits tersebut menerangkan seterang-terangnya bahwa apabila Dajjal muncul di zaman Nabi SAW, beliau akan mengalahkan dia dengan dalil. Ini menunjukkan bahwa membunuh Dajjal berarti memberantas kejahatan Dajjal; oleh karena Dajjal menyesatkan manusia dengan tipu-muslihatnya yang halus dan dengan menimbulkan keragu-raguan dalam batin manusia, maka kejahatan Dajjal hanya dapat diberantas dengan dalil. Maka dari itu, Nabi SAW bersabda bahwa beliau akan mengalahkan Dajjal dengan dalil.
Demikian pula terbunuhnya Dajjal oleh Al-Masih, ini harus diartikan seperti dikalahkannya Dajjal oleh Nabi Suci dengan dalil. dengan perkataan lain, Al-Masih juga akan mengalahkan Dajjal dengan dalil atau menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal dengan jalan dakwah. Bahwa perkataan qotala mempunyai pula arti seperti tersebut di atas, ini diketemukan dalam Kamus Arab. Dalam kitab Nihayah, Kitab Kamus Hadits, di sana diuraikan bahwa kata-kata Qotalallohu Sa dan (yang makna aslinya, semoga Allah membunuh Sa'adj ini berarti dafallohu syarrahu, artinya "semoga Allah mengelakkan kejahatannya". Hadits tersebut dikutip sehubungan dengan peristiwa Tsaqifah.
Selanjutnya, tatkala orang-orang membicarakan sumpah setia kepada dua Khalifah yang saling bermusuhan, salah seorang berkata sbb: uqtulul - akhira (makna aslinya, bunuhlah khalifah yang lain).
Jika kita ingat akan Hadits lain yang ada hubungannya dengan Hadits tersebut; kita menemukan bukti lagi, bahwa yang dimaksud membunuh Dajjal ialah menangkis kejahatannya. Ada beberapa Hadits yang menerangkan bahwa barang-siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari Surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari fitnahnya Dajjal. Ini becarti bahwa Dajjal bukan akan membunuh manusia, melainkan akan menyesatkan mereka dari jalan yang benar dengan menimbulkan keragu-raguan dalam batin mereka.
Oleh sebab itu; supaya orang bisa selamat dari fitnahnya Dajjal, orang dianjurkan supaya membaca ayat-ayat Al-Qur'an.
Setidak-tidaknya jelas sekali bahwa Hadits ini sahih. Fitnahnya Dajjal bukanlah berarti membunuh manusia, melainkan menyesatkan mereka dengan bisikan jahat dan menimbulkan keragu-raguan. Jika demikian itulah yang dimaksud dengan fitnahnya Dajjal, maka cara pemberantasannya harus sama pula. Bacalah sekali lagi Hadits berikut ini :
"Demi Allah! Orang akan datang kepadanya (Dajjal) dengan keyakinan bahwa ia adalah mukmin, akan tetapi ia mengikuti dia; karena keragu-raguan yang ditimbulkan dalam batinnya".
"Makanan orang Mukmin pada zaman Dajjal adalah makanan para malaikat, yakni memuliakan dan memahasucikan Allah; maka barangsiapa di zaman itu memuliakan dan memaha-sucikan Allah, maka bagi dia, Allah akan menghilangkan kelaparan" (Kanzul'Ummal, jilid VII, halaman 2041 ).
"Barangsiapa berkata, Allah adalah Tuhanku, dan terus berbuat demikian sampai ia mati, Allah akan menyelamatkan dia dari fitnahnya Dajjal" (idem, jilid VII, halaman 2080).
"Sesungguhnya, Allah akan menyelamatkan orang Mukmin dengan hal yang sama seperti Allah menyelamatkan para malaikat, yakni dengan mengagungkan Allah" (idem, jilid VIII, hataman. 2090).
Dari Hadits-hadits tarsebut terang sekali bahwa orang mukmin akan diselamatkan dari fitnahnya Dajjal dengan jalan mengagungkan Allah. Yang dimaksud makanan orang mukmin pada zaman fitnahnya Dajjal ialah makanan rohani; karena sebagaimana makanan jasmani itu dimaksud untuk memelihara tubuh, makanan rohani itu dimaksud untuk mamelihara jiwa.
Jadi Hadits tersebut menerangkan bahwa manusia akan diselamatkan dari kebejatan moral dan rohani yang dibuat oleh Dajjal dengan penyembuhan rohani, yakni zikir kepada Allah. Memang benar bahwa ada sebuah Hadits yang menerangkan berperang melawan Parsi dan Romawi, akan tetapi Hadits ini mungkin mengisyaratkan Perang Salib, tatkala seluruh bangsa-bangsa Kristen dikerahkan untuk menghancurkan Islam dengan pedang:
Satu hal sudah jelas, bahwa obat yang dapat menyembuhkan orang dari fitnahnya Dajjal yang berhubungan dengan masalah agama, itu bersifat rohani. Dalam sebuah Hadits diterangkan bahwa jika pada waktu munculnya Dajjal Nabi SAW masih hidup, maka beliau akan mengalahkan Dajjal dengan dalil-dalil bahkan beliau menganjurkan agar para pengikut beliau juga berbuat demikian, jika nanti Dajjal muncul sesudah beliau.
Selanjutnya, beliau menganjurkan agar para pengikut beliau membaca Surat Al-Kahfi, yang isinya membahas ajaran Kristen dan sejarah agama Kristen, sudah barang tentu tujuan.beliau ialah agar para pengikut beliau mengumpulkan kekuatan rohani untuk menolak segala bujukan-bujukan duniawi yang disajikan oleh pihak Kristen. Dalam Hadits lain Nabi SAW menganjurkan agar orang banyak berzikir kepada Allah, karena dengan jalan ini orang semakin dekat kepada Allah, dengan demikian ia memperoleh kekuatan rohani. Datangnya Masih Mau'ud mempunyai tujuan yang sama, yakni menghidupkan kembali iman manusia, dan memperbaiki kembali rohani manusia, yang sudah kalut karena merajalelanya peradaban kebendaan.
Jadi yang dimaksud membunuh Dajjal oleh Masih Mau'ud ialah, bahwa propaganda dan pengaruh Dajjal akan ditolak, dan orang-orang akan diselamatkan dari fitnahnya Dajjal